Ekonomi Belum Pulih, Dewan Tolak Kenaikan Tarif Tol

Semarang, Jawa Tengah,- Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso menolak kebijakan kenaikan tarif jalan tol. Saat ini menurut dia bukan waktu yang tepat untuk menaikkan tarif karena berpotensi menambah beban masyarakat.

Hadi menyampaikan kenaikan tarif tol itu terjadi sejumlah ruas. Meliputi, Jakarta Outer Ring Road/JORR (E1, E2, E3, W2U dan Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami), Cikampek-Padalarang, Padalarang-Cileunyi, Semarang Seksi A,B,C, Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Surabaya Gempol yang sudah mulai berlaku pada Minggu 17 Januari 2021 pukul 00.00.

Hadi menyampaikannya usai menerima keluhan dari para pengelola angkutan barang. Menurutnya kenaikan tarif di saat kondisi ekonomi masih belum pulih dan pandemi belum tahu kapan berakhirnya ini sangat tidak tepat.

”Secara regulasi memang dimungkinkan kenaikan tiap 2 tahun sekali, tapi Jasa Marga dan Kementerian PUPR harusnya juga pakai hati dalam mengambil keputusan,” ungkapnya, Selasa (19/1).

Dari 9 ruas itu, yang langsung berimbas pada masyarakat Jawa Tengah adalah ruas Pejagan-Pemalang dan ruas Semarang A,B,C.

”Untuk Pejagan Pemalang naik Rp 2.500, Gol I dari Rp 57.500 menjadi Rp 60.000, Gol II dan III menjadi Rp 90.000, gol IV dan V menjadi Rp 120.000. Sedangkan untuk Semarang A,B, C naik Rp 500, masyarakat mengeluhkan kenaikan ini terutama pengusaha jasa transportasi angkutan barang,” lanjutnya.

Dia mendesak agar kenaikan tarif tol ini dibatalkan atau minimal sampai kondisi ekonomi benar-benar pulih. ”Kita semua sedang prihatin dan para pengusaha masih berusaha mempertahankan diri di masa sulit ini, batalkan atau tunda sampai kondisi benar-benar pulih,” lanjutnya.

BACA JUGA :   Pemprov Jateng Bersama Buro Happold Indonesia Gelar UKPACT Masterclass and Panel Discussion

Politikus PKS ini menilai bahwa tujuan dari pembangunan tol ini salah satunya untuk efisiensi biaya transportasi baik manusia maupun barang. Namun, dengan kenaikan tarif tanpa melihat kondisi ekonomi tentu akan bertentangan dengan tujuan dibangunnya jalan tol.

”Karena ini investasi jangka panjang, semua sudah dihitung diawal dan masih ada cukup waktu sampai ekonomi membaik, sebaiknya pemerintah ‘ngrogoh roso kemanungsan’ dalam menaikan tarif ini,” ujarnya. (SM)

Sharing:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan