Varian Covid-19 India Mengganas di Kudus, Bupati Hartopo : Belum Sempat Terapkan WFH

“Inilah yang sungguh-sungguh harus
dilakukan dengan cepat. Butuh eksekusi,
saya minta bupati jangan ragu. Kalau
kesulitan, kontak saya.Kita ajak TNI-Polri,
kita mesti keroyok bareng-bareng.”

Selain itu, Bupati Kudus menyatakan kalau pihaknya telah menyediakan ratusan tempat tidur untuk isolasi terpusat hingga ke desa.

Kendati begitu, Pemkab Kudus mengaku belum sempat menerapkan kebijakan WFH bagi karyawan meski klaster perkantoran juga mulai muncul.WFH hanya diberlakukan untuk ASN yang dinyatakan positif Covid-19.

Menurut Hartopo, kebijakan WFH akan berdampak pada pelayanan di kantor-kantor.

“Sudah banyak pegawai yang terpapar
Covid-19, jika WFH siapa nanti yang kerja
di kantor. Justru dengan tetap masuk kantor, protokol kesehatan bisa lebih dipantau,” katanya.

Terkait maraknya Covid-19 varian India, Bupati meminta warga Kudus harus patuhi protokol kesehatan. Pasalnya varian India ini menyebar sangat cepat.

“Bisa dilihat angka kematian pasien yang tanpa komorbid (penyakit penyerta) juga banyak. Termasuk di usia produktif. Pasien yang meninggal di usia 30 tahun hingga 35 tahun tanpa komorbid juga ada,” katanya.

Untuk mencegah penularan yang lebih masif, Pemkab Kudus telah menyiapkan tempat isolasi terpusat hingga tingkat desa. Pemkab tidak akan mengirim lagi pasien isolasi ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali.

Sharing:

BACA JUGA :   Aktor Drama Korea Squid Game, Wi Ha Joon Positif Covid-19

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan