Mengenal Makna Tradisi Syawalan, Lebaran Ketupat Usai Hari Raya Idul Fitri

ABOUTSEMARANG – Setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri berakhir, terkadang di berbagai daerah masih ada tradisi lain yang dijalankan.

Salah satu tradisi yang sering ditemui di berbagai daerah setelah momen Lebaran Idul Fitri adalah tradisi Syawalan.

Tradisi Syawalan sering juga disebut dengan sebutan Lebaran Ketupat yang sangat erat kaitannya dengan hidangan ketupat dan opor.

Biasanya, tradisi Syawalan dilaksanakan sekitar dua minggu setelah Sholat Idul Fitri atau pada hari ketujuh bulan Syawal.

Kini, tradisi Syawalan semakin populer tidak hanya di kalangan umat Muslim saja, tetapi juga telah menjadi ciri khas di berbagai daerah.

Biasanya, setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk menyambut bulan Syawal.

Namun, penting untuk diketahui makna dari tradisi Syawalan yang sering dilakukan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Untuk lebih memahami makna tradisi Syawalan di berbagai daerah, Anda dapat membaca lebih lanjut di sini.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan makna dari tradisi Syawalan yang sering diadakan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi Syawalan umumnya, atau yang disebut Kupatan, Bakda Ketupan, atau Kecilan di daerah Jawa, biasanya melibatkan pembuatan ketupat dari daun kelapa muda. Setelah dimasak, ketupat tersebut kemudian disajikan kepada kerabat yang lebih tua sebagai simbol kebersamaan.

Dalam bahasa Jawa, Ketupat memiliki makna “Laku Lepat” yang mengandung empat makna.

Keempat makna tersebut adalah Lebar, Lebur, Luber, dan Labur, yang masing-masing memiliki makna yang mendalam.

Lebar diartikan sebagai luas, lebur sebagai dosa atau kesalahan yang telah diampuni, luber sebagai pemberian pahala yang berlimpah, dan labur sebagai wajah yang ceria.

BACA JUGA :   Ketahui! Ini Cara Mudah Membuat Bungkus Ketupat dari Kelapa, Sajian Khas Lebaran Idul Fitri

Dari beberapa makna tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa tradisi Syawalan adalah suatu keadaan yang paling bahagia setelah dosa yang besar diampuni, sehingga manusia dapat kembali menjadi bersih.

Oleh karena itu, saat momen Syawalan tiba, banyak yang saling meminta maaf dan bersilaturahmi untuk merajut hubungan yang lebih baik di masa mendatang.

Demikianlah penjelasan mengenai makna yang terkandung dalam tradisi Syawalan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri berakhir.***

Sharing:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan